Bismillah, sebelum masuk ke inti
artikel yang akan saya tulis ini, saya ucapkan jazzakallah khairan katsiran
yang sudah menyempatkan waktu untuk mampir ke Blog saya ini, dan silakan bisa di
baca artikel artikel lainnya di blog ini insyaAllah bisa menambah khasanah ilmu
kita, Aamiin. Pada kesempatan kali ini saya tuulis artikel berjudul “Berdo’alah
untuk Cinta”, judul tersebut terinspirasi ketika saya membaca sebuah buku
berjudul “Menjadi Suami Penuh Cinta” yang di dalamnya berisikan bagaimana
seorang suami membangun nuansa keluarga yang harmonis, sakinah, dan di Ridloi
oleh Allah. Okeh langsung saja silakan di simak artikelnya di bawah ini.
Cuuuuuzzzzzz, hehehe. :D
Setiap orang pasti pernah
merasakan cinta, entah cinta kepada kekasih, Rabbnya, orang tua, anak maupun
yang lainnya. Perlu kita ketahui bahwa tingkat kebahagiaan tertinggi
seseorang yaitu ketika seseorang mampu
menempatkan cinta pada tempat yang tepat. Ketika seseorang menempatkan rasa
cintanya pada Harta maka puncak kebahagiaannya ketika memiliki harta yang
banyak, ketika seseorang menempatkan rasa cintanya pada seseorang entah itu
kekasih, orang tua maupun lainnya maka puncak kebahagiaannya ketika hidup
bersama dengan orang yang iaa cintai. Namun perlu diketehaui bahwa itu semua
tak ada yang kekal abadi karena itu semua bersifat duniawi. Berbeda ketika kita
menempatkan cinta kita pada Allah, sang maha kekal niscaya kebahagiaan kita pun
akan ikut kekal sampai akhirat nanti, Masya Allah. Suatu nikmat kebahagiaan
yang tak terhingga, ketika kita memiliki rasa cinta pada pasangan kita,
keluarga kita yang shaleh shalehah atas dasar cinta karena Allah, maka puncak kebahagiaan kita bersama pasangan kita, keluarga kita akan sampai Surga,
aamiin. Beda kalau kita mencintai pasangan kita karena hartanya ataupun
ketampanannya, maka cinta itu akan luntur ketika pasangan kita berkurang ketampanannya, ketika pasangan kita tidak mempunyai harta. Pada kajian Ahad kemarin di masjid agung banyumas di
jelaskan oleh ust. Muhammad Afifudin bahwa di surga kelak di sediakan untuk
ahlul jannah 2 jenis Bidadari / Bidadara, yang pertama bidadari yang sudah di sediakan di
syurga dan bidadari dari Dunia (Istri yang Shalehah), Alangkah beruntungnya
pasangan suami istri yang bertaqwa kepada allah, niscaya mereka akan di
pertemukan kembali di surga kelak.
Banyak orang yang mengumbar
perasaan Cintanya dengan lisannya dengan berkata aku cinta kamu, perlu dibedakan mana
cinta mana nafsu. Sangat bohong besar seseorang yang mengatakan cinta kepada
dirimu namun dia menelantarkan dirimu. Sesungguhnya cinta itu tak mampu di
jelaskan dengan tulisan maupun perkataan namun hanya bisa di jelaskan dengan
sikap dan perasaan, oleh karenanya Cintailah perasaan cintamu kawan jangan kau
umbar ke sembarang orang. Ketika kita mecintai pasangan kita doakanlah yang
baik baik untuknya, jadilah suami atau istri yang shaleh shalehah, yang lembut
penuh kasih sayang, cintailah dengan cinta yang Hakiki. Dalam menaungi bahtera
Rumah tangga pasti nantinya ada goncangan goncangan yang membuat permasalahan
dalam rumah tangga, namun ketika anda sedang bertengkar dengan pasangan anda
tetap doakanlah yang terbaik untuknya, jangan sampai berdoa yang tidak baik
untuknya, carilah pasangan yang baik pendidikannya, baik pendidikan umum maupun
pendidikan agama, yang baik dan benar agamanya, maka kita akan dapatkan surga
sebelum surga sesungguhnya yaitu Surga Dunia. Perlu diketahui kebahagiaan bukan
di ukur dengan banyaknya Harta, jikalau kebahaiaan di ukur dengan banyaknya
harta maka harusnya Qorun lebih bahagia dari nabi musa As, dan jikalau kebahagiaan
di ukur dari jabatan maka seharusnya Namrud lebih bahagia dari nabi Ibrahim As.
Karena sesungguhnya kebahagiaan, kenyamanan dan ketenangan itu didapat dari
Allah, dari kedekatan seorang hamba dengan Allah SWT.Tak perlu takut hidup miskin setelah anda menikah, karena janji Allah bagi yang mau menikah akan di perkaya, akan di tambah Rizkinya silahkan buka An-Nur ayat 32
Coba kita tengok sedikit kisah
Putri Rassululah SAW Fatimah Az-Zahra dengan suaminya Ali Bin Abi Thalib,
walaupun sempat di guncang dengan sedikit masalah dalam rumah tangganya namun
mereka hidup tenang dan bahagia. Ia selalu merasa bahagia ketika melihat anak
anaknya dan setiap memperhatikan suaminya yang gagah. Jangan berfikir mereka
hidup bermewah mewahan, mereka hidup sangat sederhana, suaminya fakir dan kehidupan
dirinya pun sempit, tapi semua itu dapat tergantikan dengan kemuliaan akhlak
yang di miliki keduanya dan menetapi jalan yang lurus. Ali bin Abi Tahlib
pernah berkata “ saat aku menikahi Fatimah kami tidak memiliki apa apa selain
kulit kambing yang kmai pergunakan untuk tidur di malam hari dan tikar pada
siang hari” (Shifatus shafwah Hal 410). Bukan sessuatu yang tidak mungkin kita
untuk mengikuti jejak Fatimah dan suaminya Ali, selama kita berusaha untuk
meniti jejak keluarga mereka pasti semua itu bisa terwujud. Hargailah setiap
kinerja pasangan kita, ketika suami berpenghasilan sedikit bersabar dan
bersyukurlah, hargailah dia, pujilah dia dengan suaramu yang lembut dan kata kata
yang manis dari mulutmu wahai istri. Begitu juga dengan Suami hargailah apa yang yang
dilakukan istri, jangan anggap remeh kinerja istri dirumah, ketika ia marah
pahamilah perasaannya mungkin dia cape dengan kesibukannya dirumah, mungkin dia
kesal dengan sikap anak anaknya, hiburlah istrimu dengan pesonamu wahai suami. Berusaha dan Berdoalah agar selalu di berikan kelapangan rumah tangga kita, kelapangan, rizki, kelapangan kebahagiaan, kenyamanan dan lain sebagainya. karena janjji Allah siapun yang berdoa kepanya pasti akan di kabulkan, tentunya harus memenuhi syarat syarat berdoa misal berdoa untuk kebaikan, waktu yg mustajab, tidak berpakaian atau memakan makanan yang Haram, mengakui segala dosa dll
Berdo’alah untuk Cinta (Pasangan
hidup kita) supaya selalu di bawah naungannya, supaya selalu mendapat hidayah darinya
karena hanya dengan hidayahlah hidup kita akan tenang, hidup kita akan bahagia.
Semoga kita semua di berikan pasangan yang mampu membawa kita, mampu membimbing
kita ke surga dunia dan surga akhirat kelak, aamiin. KarenaHanya yang mampu membawa kita kedalam kehidupan
bahagia di Akhiratlah yang mampu membawa kita dalam kehidupan bahagia di dunia,
itulah karenanya jikalau kita ingin bahagia di dunia, carilah kebahagiaan di
akhirat karena dunia akan mengikutinya. Berfikirlah untuk masa depan kita,
bukan hanya masa depan sampai mati, namun masa depan setelah mati yaitu
akhirat. Sungguh kenikmatan yang tak terhingga jikalau kita bisa mendapatkan
itu semua, MashaAllah. :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus