Selasa, 03 Februari 2015

Berdo’alah Untuk Cinta




      Bismillah, sebelum masuk ke inti artikel yang akan saya tulis ini, saya ucapkan jazzakallah khairan katsiran yang sudah menyempatkan waktu untuk mampir ke Blog saya ini, dan silakan bisa di baca artikel artikel lainnya di blog ini insyaAllah bisa menambah khasanah ilmu kita, Aamiin. Pada kesempatan kali ini saya tuulis artikel berjudul “Berdo’alah untuk Cinta”, judul tersebut terinspirasi ketika saya membaca sebuah buku berjudul “Menjadi Suami Penuh Cinta” yang di dalamnya berisikan bagaimana seorang suami membangun nuansa keluarga yang harmonis, sakinah, dan di Ridloi oleh Allah. Okeh langsung saja silakan di simak artikelnya di bawah ini. Cuuuuuzzzzzz, hehehe. :D

       Setiap orang pasti pernah merasakan cinta, entah cinta kepada kekasih, Rabbnya, orang tua, anak maupun yang lainnya. Perlu kita ketahui bahwa tingkat kebahagiaan tertinggi seseorang  yaitu ketika seseorang mampu menempatkan cinta pada tempat yang tepat. Ketika seseorang menempatkan rasa cintanya pada Harta maka puncak kebahagiaannya ketika memiliki harta yang banyak, ketika seseorang menempatkan rasa cintanya pada seseorang entah itu kekasih, orang tua maupun lainnya maka puncak kebahagiaannya ketika hidup bersama dengan orang yang iaa cintai. Namun perlu diketehaui bahwa itu semua tak ada yang kekal abadi karena itu semua bersifat duniawi. Berbeda ketika kita menempatkan cinta kita pada Allah, sang maha kekal niscaya kebahagiaan kita pun akan ikut kekal sampai akhirat nanti, Masya Allah. Suatu nikmat kebahagiaan yang tak terhingga, ketika kita memiliki rasa cinta pada pasangan kita, keluarga kita yang shaleh shalehah atas dasar cinta karena Allah, maka puncak kebahagiaan kita bersama pasangan kita, keluarga kita akan sampai Surga, aamiin. Beda kalau kita mencintai pasangan kita karena hartanya ataupun ketampanannya, maka cinta itu akan luntur ketika pasangan kita berkurang ketampanannya, ketika pasangan kita tidak mempunyai harta. Pada kajian Ahad kemarin di masjid agung banyumas di jelaskan oleh ust. Muhammad Afifudin bahwa di surga kelak di sediakan untuk ahlul jannah 2 jenis Bidadari / Bidadara, yang pertama bidadari yang sudah di sediakan di syurga dan bidadari dari Dunia (Istri yang Shalehah), Alangkah beruntungnya pasangan suami istri yang bertaqwa kepada allah, niscaya mereka akan di pertemukan kembali di surga kelak.

      Banyak orang yang mengumbar perasaan Cintanya dengan lisannya dengan berkata aku cinta kamu, perlu dibedakan mana cinta mana nafsu. Sangat bohong besar seseorang yang mengatakan cinta kepada dirimu namun dia menelantarkan dirimu. Sesungguhnya cinta itu tak mampu di jelaskan dengan tulisan maupun perkataan namun hanya bisa di jelaskan dengan sikap dan perasaan, oleh karenanya Cintailah perasaan cintamu kawan jangan kau umbar ke sembarang orang. Ketika kita mecintai pasangan kita doakanlah yang baik baik untuknya, jadilah suami atau istri yang shaleh shalehah, yang lembut penuh kasih sayang, cintailah dengan cinta yang Hakiki. Dalam menaungi bahtera Rumah tangga pasti nantinya ada goncangan goncangan yang membuat permasalahan dalam rumah tangga, namun ketika anda sedang bertengkar dengan pasangan anda tetap doakanlah yang terbaik untuknya, jangan sampai berdoa yang tidak baik untuknya, carilah pasangan yang baik pendidikannya, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama, yang baik dan benar agamanya, maka kita akan dapatkan surga sebelum surga sesungguhnya yaitu Surga Dunia. Perlu diketahui kebahagiaan bukan di ukur dengan banyaknya Harta, jikalau kebahaiaan di ukur dengan banyaknya harta maka harusnya Qorun lebih bahagia dari nabi musa As, dan jikalau kebahagiaan di ukur dari jabatan maka seharusnya Namrud lebih bahagia dari nabi Ibrahim As. Karena sesungguhnya kebahagiaan, kenyamanan dan ketenangan itu didapat dari Allah, dari kedekatan seorang hamba dengan Allah SWT.Tak perlu takut hidup miskin setelah anda menikah, karena janji Allah bagi yang mau menikah akan di perkaya, akan di tambah Rizkinya silahkan buka An-Nur ayat 32

      Coba kita tengok sedikit kisah Putri Rassululah SAW Fatimah Az-Zahra dengan suaminya Ali Bin Abi Thalib, walaupun sempat di guncang dengan sedikit masalah dalam rumah tangganya namun mereka hidup tenang dan bahagia. Ia selalu merasa bahagia ketika melihat anak anaknya dan setiap memperhatikan suaminya yang gagah. Jangan berfikir mereka hidup bermewah mewahan, mereka hidup sangat sederhana, suaminya fakir dan kehidupan dirinya pun sempit, tapi semua itu dapat tergantikan dengan kemuliaan akhlak yang di miliki keduanya dan menetapi jalan yang lurus. Ali bin Abi Tahlib pernah berkata “ saat aku menikahi Fatimah kami tidak memiliki apa apa selain kulit kambing yang kmai pergunakan untuk tidur di malam hari dan tikar pada siang hari” (Shifatus shafwah Hal 410). Bukan sessuatu yang tidak mungkin kita untuk mengikuti jejak Fatimah dan suaminya Ali, selama kita berusaha untuk meniti jejak keluarga mereka pasti semua itu bisa terwujud. Hargailah setiap kinerja pasangan kita, ketika suami berpenghasilan sedikit bersabar dan bersyukurlah, hargailah dia, pujilah dia dengan suaramu yang lembut dan kata kata yang manis dari mulutmu wahai istri. Begitu juga dengan Suami hargailah apa yang yang dilakukan istri, jangan anggap remeh kinerja istri dirumah, ketika ia marah pahamilah perasaannya mungkin dia cape dengan kesibukannya dirumah, mungkin dia kesal dengan sikap anak anaknya, hiburlah istrimu dengan pesonamu wahai suami. Berusaha dan Berdoalah agar selalu di berikan kelapangan rumah tangga kita, kelapangan, rizki, kelapangan kebahagiaan, kenyamanan dan lain sebagainya. karena janjji Allah siapun yang berdoa kepanya pasti akan di kabulkan, tentunya harus memenuhi syarat syarat berdoa misal berdoa untuk kebaikan, waktu yg mustajab, tidak berpakaian atau memakan makanan yang Haram, mengakui segala dosa dll




      Berdo’alah untuk Cinta (Pasangan hidup kita) supaya selalu di bawah naungannya, supaya selalu mendapat hidayah darinya karena hanya dengan hidayahlah hidup kita akan tenang, hidup kita akan bahagia. Semoga kita semua di berikan pasangan yang mampu membawa kita, mampu membimbing kita ke surga dunia dan surga akhirat kelak, aamiin. KarenaHanya  yang mampu membawa kita kedalam kehidupan bahagia di Akhiratlah yang mampu membawa kita dalam kehidupan bahagia di dunia, itulah karenanya jikalau kita ingin bahagia di dunia, carilah kebahagiaan di akhirat karena dunia akan mengikutinya. Berfikirlah untuk masa depan kita, bukan hanya masa depan sampai mati, namun masa depan setelah mati yaitu akhirat. Sungguh kenikmatan yang tak terhingga jikalau kita bisa mendapatkan itu semua, MashaAllah. :)

1 komentar: